EfisiensiMotor Efisiensi adalah prosentase perbandingan daya keluar dan daya masuk yang terjadi pada motor. K = Masuk Daya Keluar Daya x 100 K = rugi Masuk Daya Keluar Daya 6. 6.19. Rangkuman. x Mesin arus searah dapat berupa generator DC atau motor DC. Generator DC alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik DC.
Di zaman yang serba maju, listrik merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Baik sedang bekerja, belajar maupun sedang melakukan aktivitas reguler yang biasa dilakukan di rumah saja. Saat bekerja kita membutuhkan listrik untuk mengoperasikan alat-alat yang kita butuhkan seperti laptop, mesin cetak, dan lampu sebagai penerang ruangan. Ketika belajar pun kita membutuhkan listrik untuk bisa mengoperasikan ponsel dan membuka aplikasi Pahamify dan menikmati fitur-fitur menarik di dalamnya. Tanpa listrik, sinyal yang dibutuhkan oleh ponsel akan terganggu sehingga tidak dapat bekerja maksimal. Jika kita telusuri dengan baik, listrik yang ada di rumah kita itu tidak begitu saja muncul dan membuat beberapa benda menjadi bisa bekerja. Mulai dari stop kontak yang ada di dalam rumah, menyambung ke kabel listrik yang ada di luar, dan berakhir di situs pembangkit listrik yang ada di sekitar daerah kamu. Pembangkit listrik dibuat untuk menghasilkan aliran listrik yang pada akhirnya bisa kamu rasakan manfaatnya. Sebagian besar pembangkit listrik yang ada di dunia memanfaatkan magnet untuk menghasilkan listrik melalui fenomena yang bernama induksi elektromagnetik. Di pembahasan mengenai medan magnet, kita bisa ketahui bahwa aliran listrik dapat menghasilkan medan magnet. Seorang ilmuwan asal London, Inggris bernama Michael Faraday pernah melakukan percobaan untuk membuktikan kebalikan dari pernyataan tersebut. Dia ingin mencari tahu apakah medan magnet bisa menghasilkan aliran listrik. Percobaan yang Michael Faraday lakukan adalah dengan melilitkan dua buah kawat di sisi yang berseberangan dari sebuah besi berbentuk torus, atau lingkaran yang berlubang seperti donat. Salah satu ujung dari lilitan kawat dihubungkan ke baterai. Sedangkan kawat yang lainnya dihubungkan ke galvanometer, alat yang bisa mendeteksi arus listrik dan arah alirannya. Illustrasi rangkaian yang dibentuk dalam percobaan Faraday Kawat yang dihubungkan ke baterai jadi sumber medan magnet, karena aliran listrik yang dihasilkan oleh baterai akan menghasilkan medan magnet di sekelilingnya. Kunci percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday terletak di kawat sebelahnya. Jika medan magnet bisa menghasilkan arus listrik, jarum di galvanometer akan bergerak menyimpang dari angka nol yang menandakan adanya arus yang mengalir di kawat Setelah arus listrik dinyalakan di kawat pertama, Michael Faraday mulai mengamati kawat yang kedua. Percobaan awal memang tidak menghasilkan arus listrik, tapi ketika dia teliti kembali ternyata ada saat dimana jarum galvanometer tersebut bergerak dan menyimpang. Hal tersebut terjadi ketika baterai baru dihubungkan ke kawat dan juga ketika baterai baru dilepaskan dari kawat. Akan tetapi, galvanometer menunjuk kembali ke angka nol ketika baterai terhubung. Kunci dari percobaan yang dilakukan ini adalah perubahan dari keadaan baterai. Dari yang awalnya tak terhubung menjadi terhubung atau sebaliknya. Arus di galvanometer akan muncul ketika baterai baru dipasang atau baru dilepas saja. Ini menandakan bahwa arus di galvanometer baru muncul ketika arus listrik di kawat salah satunya berubah. Dari tidak ada arus menjadi tidak ada arus atau sebaliknya. Besar arus listrik di kawat yang digunakan pada percobaan ini sebanding dengan besar medan magnet yang dihasilkan. Artinya, jika arus berubah maka medan magnet juga berubah. Tak hanya medan magnet yang membuat arus listrik muncul di galvanometer, tapi adanya perubahan medan magnet tersebut juga memberi dampak atas munculnya arus listrik tersebut. Medan magnet harus terus berubah jika ingin terus menghasilkan arus listrik. Ini lah hasil temuan Michael Faraday pada tahun 1831 yang kemudian pada hari ini kita pahami sebagai Hukum Faraday. Dimana perubahan medan magnet menyebabkan adanya gaya gerak listrik atau GGL yang membuat elektron pada kawat bergerak dan menghasilkan arus listrik. Gaya gerak listrik ini tak hanya dipengaruhi oleh perubahan besar medan magnetnya saha. GGL juga dapat dihasilkan melalui perubahan luas loop kawat serta perubahan sudut antara medan magnet dan loop meskipun besar medannya dibuat konstan. Hukum Faraday digunakan pembangkit listrik yang menggunakan induksi elektromagnetik yang sempat disebut di awal tulisan ini. Generator di dalam pembangkit listrik memutarkan lilitan kawat sehingga dapat mengelilingi magnet. Lalu hasilnya adalah munculnya arus listrik di lilitan tersebut. Gerakan memutar ini berasal dari sumber yang berbagai macam dan yang membedakan satu jenis pembangkit dengan pembangkit lainnya. Sumber yang biasa digunakan adalah uap air yang dihasilkan dari penguapan air, pembakaran batu bara, panas bumi atau panas yang dihasilkan reaksi nuklir. Uap air tersebut akan dialirkan ke generator untuk menghasilkan gerakan generatornya. Gerakan generatornya pun dapat dihasilkan secara langsung. Seperti menggunakan gerakan kincir yang ditiup angin atau menggunakan gerakan air yang melewati bendungan. Apapun yang digunakan untuk menggerakan generatornya, listrik itu dihasilkan melalui lilitan kawat yang bergerak mengelilingi magnet atau biasa disebut dengan Induksi Elektromagnetik. Bukan hanya Hukum Faraday yang harus kamu pelajari dalam bahasan Induksi Elektromagnetik. Terdapat salah satu hukum yang perlu kamu pelajari juga yaitu Hukum Lenz. Selain itu kamu juga akan bertemu istilah bernama “fluks” dalam pembahasan materi ini. Semua itu dapat kamu pelajari lebih lengkap di Aplikasi Pahamify. Melalui aplikasi Pahamify kamu akan mendapatkan pengalaman belajar yang belum kamu rasakan sebelumnya. Animasi dan cara penyampaian yang memberi pemahaman dari akarnya akan membuat kamu lebih mudah dalam memahami sebuah materi pelajaran. Maka download dan berlangganan Pahamify agar kamu dapat merasakan segala fitur menawan yang ada di aplikasi Pahamify. Pahami Artikel Lainnya
PengertianKonduktor. Konduktor dan Isolator. Apa yang dimaksud dengan konduktor ? yakni merupakan suatu bahan atau zat yang dapat menghantarkan panas dan juga arus listrik, baik dalam bentuk zat cair, padat, maupun gas. Dimana peristiwa ini disebakan oleh benda atau zat tersebut mempunyai suatu sifat yang konduktif. Hambatan jenis resistivitas adalah hambatan resistansi suatu penghantar yang memiliki panjang satu satuan panjang dan luas satu satuan luas. Apa kabar adik-adik? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat. Materi fisika kita kali ini akan membahas tentang hambatan jenis atau resistivitas suatu penghantar. Sebelumnya, kita telah menuntaskan materi yang berkaitan dengan penghantar, yaitu materi konduktor dan isolator. Kalian bisa membacanya di sini Konduktor Isolator Sebagaimana yang pernah dijelaskan, penghantar merupakan komponen penting dalam bidang kelistrikan, khususnya rangkaian. Penghantar menjadi penghubung antara komponen-komponen listrik dengan sumber arus listrik dalam suatu rangkaian. Penghantar memiliki beberapa karakteristik utama, salah satunya adalah hambatan jenis atau resistivitas. Karakteristik inilah yang akan kita uraikan lebih lanjut dalam materi ini. Baiklah, kita mulai saja pembahasannya... Daftar Isi 1Pengertian Hambatan Jenis Resistivitas 2Simbol dan Satuan Hambatan Jenis Resistivitas 3Rumus Hambatan Jenis Resistivitas Hambatan Jenis dengan Medan Listrik Hambatan Jenis dengan Hambatan Hambatan Jenis dengan Suhu 4Faktor yang Mempengaruhi Hambatan Jenis Resistivitas 5Contoh Soal Hambatan Jenis 6Kesimpulan Pengertian Hambatan Jenis Resistivitas Apa yang dimaksud dengan hambatan jenis? Dalam ilmu kelistrikan, hambatan jenis resistivitas adalah hambatan yang dimiliki oleh penghantar dengan luas penampang satu satuan luas tiap satu satuan panjang. Hambatan jenis resistivitas bisa menjadi ukuran kemampuan suatu penghantar dalam mengalirkan arus. Semakin besar hambatan jenis, semakin kecil arus listrik yang mengaliri penghantar. Sebaliknya, semakin kecil hambatan jenis resistivitas, maka semakin besar arus listrik yang bisa dialirkan oleh suatu penghantar. Logam dan campuran logam merupakan penghantar yang memiliki nilai hambatan jenis paling kecil. Bahan ini dinamakan konduktor. Contohnya, besi, baja, tembaga, emas, dan perak. Sebuah penghantar sempurna akan memiliki hambatan jenis resistivitas nol, dinamakan superkonduktor. Sedangkan, bahan-bahan yang memiliki hambatan jenis besar sehingga arus listrik tidak dapat atau sulit mengalir, disebut isolator. Contohnya, kaca, karet, kayu, dan plastik. Sementara itu, terdapat juga bahan dengan hambatan jenis yang nilainya berada di antara konduktor dan isolator, disebut semikonduktor. Contohnya, karbon, germanium, dan silikon. Simbol dan Satuan Hambatan Jenis Resistivitas Dalam fisika, hambatan jenis resistivitas disimbolkan dengan huruf yunani ρ, dibaca "rho", dengan satuan menurut Sistem Satuan Internasional SI adalah m, dibaca "ohm meter". Berdasarkan jenis besarannya, hambatan jenis termasuk ke dalam besaran turunan, yaitu diturunkan dari besaran panjang, kuat arus listrik, suhu, dan waktu. Selain itu, hambatan jenis juga merupakan besaran skalar, sehingga untuk menyatakannya cukup dengan nilai/angka saja, tidak mempunyai arah. Rumus Hambatan Jenis Resistivitas Rumus hambatan jenis resistivitas ada beberapa macam berdasarkan hubungannya dengan besaran-besaran lain. Berikut ini penjabarannya 1. Rumus Hambatan Jenis dengan Medan Listrik Dirumuskan ρ = E/J Keterangan ρ = hambatan jenis/resistivitas m E = medan listrik N/C J = kerapatan arus A/m2 2. Rumus Hambatan Jenis dengan Hambatan R Hambatan berbanding lurus dengan hambatan jenis. Dirumuskan ρ = rumus mencari hambatan jenis kawat atau, R = ρ l/A rumus mencari hambatan kawat atau, A = ρ l/R rumus mencari luas penampang kawat atau, l = rumus mencari panjang kawat Keterangan R = hambatan/resistansi A = luas penampang penghantar m2 l = panjang penghantar m 3. Rumus Hambatan Jenis dengan Suhu Dirumuskan ρt = ρ0 [1 + αt - t0] Keterangan ρt = hambatan jenis pada suhu t m ρ0 = hambatan jenis pada suhu referensi misalnya 0 0C atau 20 0C m t0 = suhu referensi 0C α = koefisien suhu hambatan jenis /0C t = suhu 0C Faktor yang Mempengaruhi Hambatan Jenis Resistivitas Hambatan jenis resistivitas suatu penghantar dipengaruhi atau bergantung pada jenis bahan dan suhu. Berikut ini penjelasannya 1. Bahan Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, setiap bahan memiliki nilai hambatan jenis yang berbeda-beda. Bahan dengan nilai hambatan jenis kecil sangat mudah menghantarkan arus listrik, sedangkan bahan yang memiliki nilai hambatan jenis besar sangat sulit atau tidak dapat menghantarkan arus listrik. Namun, ada juga bahan dengan nilai hambatan jenis yang berada di antara kedua bahan tersebut, dengan kata lain kemampuannya menghantarkan arus tidak mudah, tetapi juga tidak sulit. Bahan-bahan di atas, selanjutnya dikelompokkan menjadi konduktor, semikonduktor, dan isolator. Berikut ini adalah tabel nilai hambatan jenis beberapa contoh bahan konduktor, semikonduktor, dan isolator Konduktor Hambatan Jenis/Resistivitas Perak 1,47 x 10-8 Tembaga 1,72 x 10-8 Emas 2,44 x 10-8 Aluminium 2,75 x 10-8 Tungsten 5,25 x 10-8 Besi 9,71 x 10-8 Baja 20 x 10-8 Timah 22 x 10-8 Air raksa 95 x 10-8 Manganin 44 x 10-8 Constantan 49 x 10-8 Semikonduktor Hambatan Jenis Karbon Grafit 3,5 x 10-5 Germanium 0,60 Silikon 2300 Isolator Hambatan Jenis Karet 108 - 1013 Kaca 1010 - 1014 Mika 1011 - 1015 Porselin 1012 - 1014 Ebonit 1013 - 1016 2. Suhu Hambatan jenis suatu penghantar juga bergantung pada suhu. Jika perubahan suhu tidak terlalu besar, hambatan jenis logam biasanya naik secara linear terhadap suhu. Hambatan jenis penghantar pada suhu t dapat ditentukan dengan rumus ρt = ρ0 [1 + αt - t0] Keterangan ρt = hambatan jenis pada suhu t m ρ0 = hambatan jenis pada suhu referensi misalnya 0 0C atau 20 0C m t0 = suhu referensi 0C α = koefisien suhu hambatan jenis /0C t = suhu 0C Berikut ini adalah tabel koefisien suhu pada hambatan jenis beberapa jenis bahan konduktor, semikonduktor, dan isolator Konduktor α /0C Perak 0,0038 Tembaga 0,00393 Besi 0,0050 Aluminium 0,0039 Tungsten 0,0045 Emas 0,0034 Timah 0,0043 Air raksa 0,00088 Manganin 0,00000 Constantan 0,00001 Semikonduktor α /0C Karbon Grafit -0,0005 Germanium -0,05 Silikon -0,07 Isolator α /0C Karet - Kaca - Mika - Porselin - Ebonit - Contoh Soal Hambatan Jenis Berikut ini adalah beberapa contoh soal tentang hambatan jenis Contoh Soal 1. Sebuah kawat penghantar sepanjang l dengan hambatan jenis ρ dan luas penamapang A dialiri arus listrik sehingga menghasilkan hambatan sebesar R. Apabila panjang kawat penghantar diperkecil menjadi 1/3l, sedangkan luas penampangnya diperbesar menjadi 2A, besar hambatan kawat penghantar tersebut menjadi? Jawab Diketahui l1 = l A1 = A R1 = R l2 = 1/3l A2 = 2A Ditanyakan R2....? Penyelesaian ρ1 = ρ2 = = = R2 = R2 = R . 1/3 . 1/2R2 = 1/6R Jadi, besar hambatan kawat tersebut menjadi 1/6R. Contoh Soal Jika hambatan kawat tembaga 9 , hambatan jenis tembaga 0,16 mm2/m dan panjang kawat tersebut 300 m, maka luas penampang kawat adalah? Jawab Diketahui R = 9 ρ = 0,16 mm2/m l = 300 m Ditanyakan A...? Penyelesaian A = ρ l/R = 0,16 300/9 = 5,33 mm2 Jadi, luas penampang kawat tersebut adalah 5,33 mm2. Kesimpulan Jadi, hambatan jenis resistivitas adalah hambatan resistansi suatu penghantar yang memiliki panjang satu satuan panjang dan luas satu satuan luas, dirumuskan ρ = Gimana adik-adik, udah paham kan materi hambatan jenis di atas? Jangan lupa lagi yah. Sekian dulu materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat. Referensi D. Young, Hugh dan Roger A. Friedman. 2002. Fisika Universitas Terjemahan Jilid 1. Jakarta Erlangga. Pauliza, Osa. 2008. Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK Kelas XII. Bandung Grafindo Media Pratama.
Jelaskanbagaimana terjadinya masing-masing muatan tersebut. 3. Adalah lebih mudah bagi elektron untuk pindah melalui udara lembab daripada udara kering. Oleh karena alasan tersebut, kawat listrik yang pada umumnya terbuat dari tembaga merupakan konduktor yang baik. Perak juga menghantarkan listrik amat baik, namun perak jauh lebih mahal
- Tahukah kamu dari mana asal listrik di rumahmu? Rumahmu mendapatkan listrik yang dialirkan dari pembangkit listrik. Namun bukankah pembangkit listrik berada jauh dari rumah, lantai bagaimana bisa listrik mengalir sangat jauh? Listrik dapat mengalir sangat jauh jika dibantu oleh suatu listrik pada dasarnya adalah aliran elektron. Jika ada potensial positif daerah dengan banyal elektron da nada potensial negatif daerah dengan sedikit elektron, elektron akan mengalir ke daerah negatif dan terjadilah arus berdasarkan konduktivitas listriknya dibedakan menjadi isolator, konduktor, dan semikonduktor. Konduktivitas adalah sifat yang memungkinkan suatu bahan untuk menghantarkan listrik. Baca juga Musim Hujan, Lindungi Kendaraan dengan Cairan Isolator NURUL UTAMI Pita energi bahan konduktor, semikonduktor, dan isolator Isolator Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, isolator adalah bahan yang menghalangi arus listrik sehingga tidak bisa menghantarkan listrik. Terlihat pada gambar bahwa bahan isolator memiliki bandgap atau jurang pembatas dimana elektron tidak cukup kuat untuk melompatinya sehingga aliran listrik terhenti.
Dengankata lain, isolator merupakan penghambat aliran listrik dan penghambat panas. Dalam sebuah jurnal oleh Nurhening Yuniarti dan A.N. Afandi dari UNY dan UM disebutkan pula bahwa isolator dalam tenaga listrik adalah salah satu peralatan listrik yang fungsinya adalah untuk memisahkan dua buah penghantar atau lebih secara elektris.
College Loan Consolidation Thursday, September 25th, 2014 - Kelas IX Energi listrik merupakan kebutuhan pokok manusia saat ini. Manfaat energi listrik bagi kehidupan manusia cukup banyak diantarannya energi listrik diubah menjadi energi panas, cahaya dan gerak sesuai kebutuhan manusia. Peralatan rumah tangga pada saat ini didominasi dengan sumber energi listrik untuk mengoperasikannya. Berikut beberapa perubahan energi listrik dalam kehidupan Perubahan Energi Listrik 1. Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Kalor Panas Perubahan energi listrik menjadi energi kalor dapat kita amati pada alat-alat seperti setrika listrik, kompor listrik, solder, dan teko listrik. Alat-alat tersebut dapat menghasilkan kalor karena memiliki elemen pemanas. Elemen pemanas merupakan sejenis hambatan listrik. Ketika elemen pemanas dialiri arus listrik selama waktu tertentu, maka sebagian arus listrik ini akan berubah menjadi energi kalor. Adanya energi kalor menyebabkan benda-benda yang berhubungan dengan konduktor elemen pemanas, seperti pakaian pada setrika listrik, bahan makanan pada kompor listrik, timah pada solder, dan air pada teko listrik, akan mengalami kenaikan suhu. Elemen pemanas biasanya terbuat dari kawat nikrom yang dililitkan pada lempeng isolator tahan panas, seperti asbes mika. Seluruh bagian lilitan ini ditutupi lagi dengan bahan isolator yang tahan panas, seperti keramik. Alat-alat listrik tersebut aman untuk disentuh karena bagian elemen pemanas telah disekat dengan isolator tahan panas. Besarnya kalor yang dihasilkan elemen pemanas tergantung pada panjang kawat, luas penampang kawat, dan jenis kawat. 2. Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya Alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya adalah lampu. Saat ini ada dua jenis lampu yang banyak digunakan, yaitu lampu pijar dan lampu neon atau lampu tabung. Lampu pijar terbuat dari bahan filamen yang digulung menyerupai spiral. Filamen ini dipasang dalam bola kaca yang berisi gas nitrogen dan argon. Filamen pada lampu pijar terbuat dari kawat tungsten yang sangat tipis dan digulung menjadi spiral rangkap. Ketika dialiri arus listrik, filamen lampuini berpijar sampai berwarna putih sehingga lampu memancarkan cahaya. Selain memancarkan cahaya, sebagian energi listrik yang mengalir melalui filamen lampu ini diubah menjadi kalor. Hal ini menyebabkan lampu pijar terasa panas saat kita sentuh. Tungsten dipilih sebagai filamen karena bahan ini tahan panas, titik leburnya mencapai C, sehingga tungsten dapat berpijar tanpa melebur. Oleh karena filamen lampu mudah terbakar di udara, maka di dalam bola kaca lampu pijar diisi gas argon dan gas nitrogen. Gas ini tidak bereaksi dengan logam panas sehingga filamen tidak terbakar. Lampu TL tube luminescent memiliki cara kerja yang berbeda dengan lampu pijar. Di dalam lampu TL tidak terdapat filamen, seperti pada lampu pijar. Lampu TL terdiri atas tabung kaca yang hampir hampa udara dan berisi uap raksa. Di ujungujung lampu TL terdapat elektroda yang diberi beda potensial yang cukup tinggi. Perbedaan beda potensial ini menghasilkan loncatan bunga api listrik di antara kedua elektroda sehingga gas yang ada di dalam lampu TL memancarkan cahaya. Cahaya tersebut mengenai lapisan fosfor yang ada dalam tabung lampu TL sehingga lapisan fosfor memendar dan lampu terlihat mengeluarkan cahaya. Lampu TL merupakan lampu yang hemat energi. Karena lampu TL dapat mengubah 60% energi listrik menjadi energi cahaya dan 40% lainnya menjadi energi kalor. Hal ini berbeda dengan lampu pijar yang hanya mengubah 10% energi listrik menjadi energi cahaya. 3. Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Gerak Gambar diatas memperlihatkan alat-alat yang mengubah energi listrik menjadi energi gerak, di antaranya kipas angin, bor listrik, gergaji listrik, dan mesin jahit listrik. Bagaimana alat-alat tersebut dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak? Alat-alat tersebut dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak dengan bantuan motor listrik. Perubahan energi listrik menjadi energi gerak pada motor listrik dimulai dengan perubahan energi listrik menjadi induksi magnet. Induksi magnet inilah yang menyebabkan poros atau as pada alat-alat listrik bergerak. 4. Hubungan Tegangan, Kuat Arus, dan Energi Listrik Apa yang terjadi ketika lampu 3 volt dihubungkan dengan baterai sebesar 6 volt? Ketika lampu 3 volt dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 6 volt, lampu tersebut akan menyala sangat terang. Sebaliknya, jika lampu tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan 1,5 volt, lampu akan menyala redup. Berdasarkan uraian tersebut, besarnya energi listrik sangat bergantung pada tegangan listrik. W = V I t Energi listrik sebanding dengan tegangan listrik V, kuat arus listrik I, dan waktu t. Secara matematis pernyataan tentang energi listrik tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
Listriktetap hanya menjadi bahan keingintahuan selama satu milenium hingga tahun 1600, ketika ilmuwan Inggris William Gilbert membuat studi khusus mengenai listrik dan magnetisme, membedakan efek lodestone dari listrik statis yang dihasilkan dengan menggosok ambar. Ia mengajukan kata Latin Baru electricus ("seperti amber", seperti ἤλεκτρον, elektron, kata Yunani Kuno untuk "amber
Energi dan daya listrik. Listrik merupakan sumber energi yang sangat diperlukan oleh manusia untuk kehidupan sehari-hari, terutama pada era modern ini. Dimana, banyak peralatan listrik yang selalu kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, katakan saja lampu, televisi, mesin cuci, maupun kulkas. Dalam prakteknya, penggunaan energi listrik ini tidak bisa terlepas dari adanya daya listrik dari berbagai peralatan listrik yang kita gunakan. Misalnya, jika peralatan listrik digunakan bersamaan dan memiliki daya listrik yang besar, maka membutuhkan energi listrik yang besar pula. Nah, pada materi kali ini kita akan membahas mengenai hubungan antara energi dan daya listrik beserta cara perhitungannya. Kita simak yuk penjelasannya! Energi listrik Energi listrik merupakan energi yang disebabkan oleh aliran muatan listrk dalam suatu rangkaian listrik tertutup. Peralatan yang kita gunakan seperti hairdryer, solder, pemanggang roti dan bola lampu jika dialiri listrik akan mengubah energi listrik menjadi energi bentuk lain seperti energi panas atau cahaya pada lampu. Baca juga Sumber Arus Listrik, Dari Mana Saja? Pada setiap alat listrik mempunyai hambatan tersendiri dan arus yang melewatinya merupakan elektron yang bergerak lalu akan bertumbukan dengan atom pada hambatan kawat, maka hambatan kawat pada alat tersebut bisa menjadi panas. Energi listrik dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini E = Vlt Keterangan E= energi listrik joule V = poensi listrik volt I = kuat arus A_ t = waktu s Contoh soal Sebuah peralatan elektronik dipasang pada tegangan sebesar 15 volt dengan arus yang mengalir sebesar 0,45 A. Berapakah besar energi listrik yang dibutuhkan dalam jangka waktu 2 menit? Jawaban V = 15 V l = 0,45 A t = 2 menit = 120 detik E = V x l x t E = 15 x 0,45 x 120 = 810 joule Daya Listrik Daya dapat diartikan sebagai banyaknya energi yang dibutuhkan tiap satuan waktu. Energi yang diubah oleh peralatan listrik bila muatan q bergerak melintasi beda potensial sebesar V adalah qV. Daya P merupakan kecepatan perubahan energi atau energi persatuan waktu dan dapat dirumuskan sebagai berikut Keterangan P = daya listrik watt E = energi listrik joule t = waktu s hubungan antara joule dan kWh sebagai berikut 1 kWh = J = 3,6 . 106 J Contoh soal Sebuah ruangan memiliki lampu pijar dengan tegangan sebesar 48 volt dengan hambatan sebesar 4 Ohm. Maka berapakah daya listrik pada lampu pijar tersebut ? Jawaban V = 48 Volt R = 4 Ohm P = V2/R = 482/4 = 576 watt Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsDaya ListrikEnergi dan Daya ListrikIPA TerpaduKelas 9 You May Also Like
I= arus listrik (Ampere, A) R = hambatan listrik (Ohm, W) t = waktu (sekon, s) 2.1.1 Perpindahan Panas . Jika benda panas disentuhkan dengan benda dingin, tak lama kemudian suhu benda panas turun, sedangkan suhu benda dingin naik. Hal ini terjadi karena benda panas memberikan kalor kepada benda dingin. Kalor
Bayangkan kamu sedang naik perahu di sebuah sungai. Selama perjalanan, ada masanya kamu mendapati aliran air yang tenang, lembut, dan kamu berlayar tanpa hambatan berarti. Tetapi, ada juga masanya kamu akan menemukan bebatuan serta ranting pohon yang menahan aliran air, sehingga membuat perahumu berjalan lebih pelan. Nah, hal ini sebenarnya berkaitan dengan hambatan listrik dan arus listrik. Oke, oke, sebelum sampai ke sana. Kita bahas sedikit tentang arus listrik ini. Pada dasarnya, arus listrik adalah arus elektron yang diarahkan berlawanan. Kalau kamu perhatikan pada baterai, misalnya. Kamu pasti memasang kutub positif + ke arah negatif - kan. Ini lah yang dimaksud dengan berlawanan. Sebelum abad ke-19, para peneliti sebenarnya sudah mampu menghasilkan arus statis dengan menggosokkan beberapa material. Tapi, kemampuan mereka baru sebatas di situ saja. Paling mentok, cuman munculin percikan listrik. Percikan listrik sumber NightHawkInLight via giphy Mereka belum bisa, tuh, membuat tegangan listrik konstan yang bisa menghasilkan aliran listrik yang stabil. Sampai kemudian, Georg Simon Ohm, seorang fisikawan asal Jerman, berhasil menemukan hubungan antara hambatan listrik dengan kuat arus dan tegangan. Dia pun mengeluarkan hukum Ohm yang menghasilkan rumus I = V/R Seperti arus di sungai yang penuh ranting, bebatuan, dan hambatan tadi, semakin besar hambatannya , maka akan semakin kecil kuat arusnya A. Sekarang, lanjutkan perjalanan perahumu. Kamu terus mengayuh dan, sesampainya di ujung sungai, kamu melihat dua bendungan. Pintu bendungan yang satu terbuka lebar, sementara yang lainnya hanya terbuka sedikit. Bendungan yang airnya mengecil karena pintunya hanya terbuka sedikit sumber ruangguru Bendungan dengan pintu terbuka lebar sumbernya besar pasti akan mengeluarkan banyak air. Di sisi lain, bendungan dengan pintu yang terbuka sedikit juga akan mengeluarkan sedikit air. Baca juga Penjelasan Hukum I dan II Kirchoff Inilah kaitan antara beda potensial/tegangan listrik v dengan arus listriknya A. Semakin besar sumber tegangannya v, semakin besar kuat arus listriknya A. Semakin kecil sumber tegangannya, semakin kecil juga kuat arus listriknya. Berbicara mengenai arus listrik, pasti berhubungan dengan “media” pembawanya, dong. Contohnya, kabel yang terbuat dari tembaga dan kawat yang terbuat dari besi. Kedua benda ini, pasti mempunyai hambat jenis yang berbeda. Jika kembali pada konsep “perahu di sungai penuh batu dan ranting”, tentu perahu kita akan lebih sulit berlayar. Sebaliknya, dengan sedikitnya hambat jenis sungai mulus, hanya aliran air lancar akan mengurangi nilai hambatan listriknya. Perahu yang terhambat karena berbagai hambat jenis sumber crash course via giphy Dari situ kita bisa tahu bahwa semakin besar hambat jenisnya m, semakin besar juga hambatannya . Sekarang lanjut ke luas penampang ya. Bayangkan perahu kamu sempat melewati dua jenis sungai sungai yang panjang dan pendek. Keduanya sama-sama tidak ada hambatan. Hanya aliran air tenang dan kosong. Pasti dong semakin panjang sungainya, lama-lama kita akan bete. Bosan. Merasa “terhambat” karena kok kayaknya nggak sampe-sampe. Bandingkan dengan sungai yang pendek. Baru sebentar, eh udah sampai tujuan. Oleh karena itu, semakin panjang semakin panjang suatu kawat L, hambatan listriknya pun akan semakin besar juga. Yuk lanjutkan perjalananmu. Sekarang, semakin lama kamu berlayar, kamu mulai menyadari bahwa… lebar sungai tersebut semakin besar. Apa perasaan kamu? Takut? Atau malah lega? Pada umumnya, seseorang merasa lebih “senang” dan lega mendapati hal tersebut. Kita justru akan merasa lebih “terhambat” dengan kondisi sungai yang sempit. Apalagi kalau di sungai tersebut banyak perahu lain yang ikut berlayar. Kamu akan jadi lebih susah bergerak, dan lama sampai ke tujuan. Lebar sungai membesar, hambatan mengecil sumber Itu artinya, semakin besar luas penampangnya A, maka hambatannya akan semakin kecil. Gimana? Akhirnya selesai juga perjalananmu. Ternyata mudah juga ya mempelajari hambatan listrik dan hukum ohm lewat analogi perahu ini. Masalahnya, Ohm hanya mengungkapkan hambatan yang bersifat konstan. Lalu bagaimana untuk hambatan yang sifatnya tidak konstan? Coba kamu ingat-ingat pengalaman pahit kamu dengna laptop yang kamu gunakan. Mungkin banyak di antara kita yang terlalu lama menggunakan laptop, lalu tiba-tiba laptopnya ngehang karena panas. Nah, hambatan tidak konstan, kurang lebih seperti itu. Rumusnya kayak gini Ya, hambatan itu ada kaitannya dengan suhu. Seperti yang tadi kita bahas, suhu laptop yang panas, seringkali membuat dia nge-hang dan tidak bekerja. Itu artinya, hambatan si laptop bertambah karena pengaruh panas. Nah, itu tadi pembahasan kita tentang hambatan listrik. Ternyata, belajar fisika jadi mudah apabila kita bisa mengandaikan dengan hal-hal yang ada di sekitar kita ya. Kalau kamu ingin memelajari materi pelajaran seperti ini dalam bentuk video animasi menarik, lengkap dengan infografik dan latihan soal, tonton aja di ruangbelajar!
Aruslistrik dapat dibedakan menjadi dua dilihat dari arah alirannya, yaitu: Arus Searah (Direct Current atau DC), pada jenis arus searah ini arus listrik mengalir dari titik berpotensial tinggi menuju titik berpotensial rendah. Arus Bolak Balik (Alternating Current atau AC). Jenis arus ini mengalir secara berubah ubah mengikuti garis garis waktu. 3QhO.
  • w7g2z2etuw.pages.dev/237
  • w7g2z2etuw.pages.dev/345
  • w7g2z2etuw.pages.dev/150
  • w7g2z2etuw.pages.dev/359
  • w7g2z2etuw.pages.dev/73
  • w7g2z2etuw.pages.dev/135
  • w7g2z2etuw.pages.dev/113
  • w7g2z2etuw.pages.dev/261
  • w7g2z2etuw.pages.dev/85
  • jelaskan bagaimana daya listrik dalam kawat hambatan berubah menjadi panas